Drama Dalam Sepak Bola

Posted by sofyan at Wednesday, June 24, 2015 Read our previous post

Di samping olahraga, sepak bola bisa di bilang adalah sebuah drama. Ya kita tahu olahraga ini adalah salah satu kiblat dari semua olahraga. Olahraga yang umumnya digemari kaum adam ini mampu membuat semua khalayak pecinta bola merasakan seperti menonton sebuah film yang didalamnya penuh cerita. Banyak  kejadian lucu dan menegangkan ketika menontonya. Pemainnya pun tak kalah dengan aktor – aktor film terkenal baik dari segi ketenaran maupun penghasilan. Kita tau cristiano ronaldo,Lionel Messi, ya mereka ini bisa di bilang adalah pemain fenomenal. Gimana tidak fenomenal. Orang yang tak suka sepakbola pun juga tahu bahwa dia adalah seorang pemain sepakbola.

Dewasa ini Sepakbola sudah menjadi dunia industri yang menggiurkan, Rugi jika media media baik cetak,televisi maupun online sehari saja tidak membahas olahraga yang sekarang ini tidak hanya di gandrungi kaum adam tetapi kaum hawa juga.

Ok kita langsung ke  pembahasan, Dan saya cuma ingin mengambil 2 contoh pertandingan yang seru nan menegangkan. Yaitu pertandingan final liga champions tahun 2005 Ac Milan vs Liverpool dan penentuan juara premier league antara Manchaster United dan Manchaster City di tahun 2012 yang saya yakini sebagai pertandingan dramastis.

1. Ac milan vs Liverpool di Final Champions 2005

Ac milan vs Liverpool

Ketika itu skuat milan di latih manager Carlo Anceloti dengan pemain : Paolo Maldini sang kapten, Dida , Cafu , Jak Stamm , Alesandro Nesta , Andrea Pirlo, Gennaro Gattuso, Sedroof, Richardo Kaka, Shevchenko, dan Crespo. Sementara liverpool di latih oleh Rafael Benitez dengan pemain : Dudek,Steven Finnan, Djimi Traore, Samy Hypia, Riise , Luis garcia, sang kapten Steven Gerrard,Keweel, Baros dan Cisse. Pertandingan tersebut di helat di stadion Olimpiade Kemal Ataturk Istanbul Turki.

Pertandingan berjalan seru . Di babak pertama milan sangat mendominasi permainan. Wajar saja jika milan mendominasi, baru menit pertama sang kapten Paolo Maldini sukses menjebol gawang The Reds. Dan sebelum turun minum, Hernan Crespo mampu merobek gawang Dudek dengan 2 gol. tepatnya di menit 38 dan 42.  Half Time 3-0 untuk kemenangan milan. Semua orang mungkin beranggapan bahwa piala itu sudah pasti milik milan. Dengan permainan yang kolektif dan determinasi tinggi, Di tunjang dengan penampilan yang luar biasa dari Kaka dkk, dan yang terakhir pengalaman milan di Final Champions sebelumnya membuat pecinta bola lebih menjagokan Milan ketimbang Liverpool.

Pemain milan serta oficial tentu sudah sangat jumawa melihat hasil di babak pertama. Apalagi para milanisti (sebutan suporter ac milan), tentunya sudah siap untuk merayakan pesta kemenangan. Melihat dari sudut pandang yang lain, pemain serta official dari liverpool nampak agak lesu melihat hasil babak pertama tersebut. Suporter liverpool banyak yang menangis kecewa. bahkan ada yang sampai meninggalkan stadion sebelum pertandingan tersebut usai.

Peluit tanda kick of babak ke 2 di bunyikan, yang waktu itu di pimpin oleh wasit Manuel Mejuto Gonzales. Para milanisti masih bersorak di stadion dan sebaliknya para suporter liverpool masih meratapi kekalah tim nya. Ketegangan mulai terasa di menit ke 9 babak ke 2 setelah sang kapten Gerrard sukses menyarangkan bola lewat sundulan dari asisst Risse. Setelah gol tersebut, Rasa percaya diri pemain liverpool bertambah . Serangan yang di babak pertama di dominasi milan, kini berbanding terbalik. Melihat hal tersebut adalah suatu ke khawatiran yang besar dari skuad milan dan para suporternya. Ke khawatiran pun nyata jadinya, di menit 56  gol dari tendangan keras pemain pengganti Vladimir Smicer kembali merobek gawang Dida. Seluruh pemain Liverpool tambah semangat tentunya untuk menyamakan kedudukan dan para liverpudlian pun semakin bersorak untuk menusuport klub nya. dari sudut lain para pemain milan   dan milanisti tampak ketakutan melihat situasi tersebut. Akhirnya, Petaka yang sesungguhnya menghampiri milan,tepatnya di menit 60 Steven Gerrard di jatuhkan oleh Gattuso di kotak pinalti. Pinalti di berikan wasit untuk liverpool. Ketika itu Xabi Alonso yang mengambil tendangan 12 pas. Bola sepakan pinalti Alonso sebenernya sempat tertepis Dida, tapi sayang bola muntahan tak mampu di bendung Dida. Sehingga bobol lah gawang milan . Skor menjadi imbang 3-3. Masi ada sisa 30 menit di babak ke 2 , jual beli serangan tercipta. Namun tetap sampai peluit babak ke 2 di bunyikan skor masih imbang  3-3.

Sebelum babak extra time bergulir. Suasana stadion bak neraka , kedua suporter saling beradu chant atau nyanyian dukungan kepada klub masing masing. Kedua pelatih baik Carlo Anceloti maupun Rafael Benitez  saling meracik strategi untuk memenangkan pertandingan yang penuh emosi ini.

Babak extra time di mulai , di babak tambahan 30 menit ini sebenarnya serangan serangan berbahaya banyak di miliki milan. Tapi sayang dewi keberuntungan tidak memihak milan. Dan liverpool hanya bisa bertahan menahan gempuran milan. Walaupun sesekali menyerang , tapi tak membuahkan hasil. Sampai 30 menit babak tambahan berakhir, skor masih tidak berubah tetap imbang 3-3. Dan pada akhirnya penentuan juara pun di tentukan di babak adu pinalti. Kedua tim official dan suporter pun nampaknya berharap harap cemas menunggu hasil tersbut.

Ada cerita di balik babak adu pinalti ini. Seperti di kutip Gool.com Sebelum "babak perjudian" itu dimulai, Jamie Carragher datang menghampiri kiper Jerzy Dudek. Carra menyarankan Dudek agar melakukan "sesuatu" untuk mengacaukan konsentrasi pemain Milan. Dudek langsung teringat rekaman video yang pernah disaksikannya. Kaki spaghetti! Saat adu penalti final Piala Champions 1984 melawan AS Roma, pendahulu Dudek, Bruce Grobbelaar, memelintir-melintir kakinya. Entah memang berpengaruh atau tidak, Grobbelaar berhasil membawa Liverpool menang dan merebut Piala Champions.

Trik yang sama dipakai Dudek ketika Andriy Shevchenko bertugas sebagai eksekutor terakhir Milan. Terbukti, trik kuno itu berhasil. Eksekusi Sheva mengarah ke tengah gawang dan dengan sebelah tangan, Dudek menahannya. Liverpool pun merajai Eropa! Jerih payah fans Liverpool yang terus menggemuruhkan dukungan untuk klub kesayangan mereka terbayar sudah!

Mukjizat di Istanbul ini kemudian diabadikan dalam film Fifteen Minutes That Shook The World. Betapa tidak, final Liga Champions musim itu sangat dramatis dan membuktikan segalanya mungkin terjadi di lapangan sepakbola. Ya ini adalah benar benar sebuah drama yang luar biasa menegangkan.

2. Perebutan gelar juara Manchaster United dan Manchaster City

Man. City - Man. United

Tahun 2012 adalah tahun yang penuh emosi di premier league , Khususnya ketika juara di tentukan di pertandingan akhir kompetisi liga. Ya perebuatan juara premier league 2011-2012 antara Manchaster United dan Manchaster city. Sama sama meraih poin 86, akan tetapi Man. City lebih di unggulkan karna menang selisih gool. Tapi jika di pertandingan tersebut Man. City kalah atau seri mereka gagal meraih gelar, sama halnya dengan Manchaster United.

2 pertandingan penentuan ini mempertandingkan Sunderland vs Manchaster United dan Man. City vs QPR . Di samping unggul selisih gool Man. City juga mempunyai keuntungan yaitu bermain di kandangnya sendiri Etihad Stadium sedangkan Man. United harus berjibaku mengahadapi sang tuan rumah Sunderland. Ekspetasi tak sesuai realita di lapangan, Justru Man.City lah yang keteteran mengahadapi sang tamu QPR. 

Berikut ulasan pertandinganya :

Man. United vs Sunderland

Pertandingan di helat di Of Light Stadium,  stadion yang berkapasitas kurang lebih 48 ribu penonton ini menyajikan partai penentuan, khususnya bagi manchaster united. Puluhan ribu suporter Manchaester United memadati sudut bangku stadion. Tentunya dengan rasa optimis Manchaster United bakal berpesta di markas Sunderland. Manchaster United sendiri telah mengemas poin 86 sama hal nya dengan manchaster city sang seteru. Kalau bicara itung itungan dalam selisih gool Manchaster United  jelas  kalah. Hal ini yang menuntut anak asuh yang kala itu di arsiteki Sir Alex Ferguson harus menang dan menciptakan banyak gool. Tapi kenyataanya Manchater United hanya mampu menang tipis 0-1 lewat gool Van Persie. Rasa optimis bahwa Manchaster United meraih gelar di rasakan oleh para punggawa dan para suporter Manchaster United melihat di menit 93 city masih bermain imbang lawan QPR. Karna jika Man. City imbang atau kalah Manchaster United yang akan mendapat gelar. Di pertanding ini (Sunderlan vs Manchaster United ) saya kurang begitu menyoroti. Karna drama yang sesungguhnya terjadi yaitu di markas Man. City Etihad Stadium.

Manchaster City vs QPR

Ribuan suporter man. City dan pecinta kulit bundar lainya baik yang nonton secara langsung ke stadion maupun dari layar kaca nampaknya menganggap Etihad stadium seperti sebuah bioskop yang meyajikan sebuah film yang di dalam nya penuh ketegangan, penuh emosi, tangis haru , tangis kecewa , dan tangis kegembiraan.

Kilas balik  pertandingan yang menurut saya adalah pertandingan tergila :

Ethad Stadium , 13 mei 2012. Dimana di tanggal itu semua pecinta bola di  inggris khususnya suporter Man. City berharap harap cemas ketika klub kesayangnya berhadapan  dengan QPR di pertandingan terakhir dan sekaligus penentuan. Seluruh suporter city sudah siap merayakan pesta besar besaran ini. Melihat bangku suporter tak ada yang kosong dan terlihat hanya ada sebagian suporter QPR yang datang ke etihad.   

Drama di mulai, sang pengadil lapangan pun meniup peluit tanda di mulainya pertandingan. Man. City tampil memukau di babak pertama dengan terus terusan menyerang pertahanan QPR.  Sementara  QPR hanya mengandalkan serangan balik tapi tetap berbahaya. Gool yang di tunggu tunggu ribuan suporter city akhirnya terlaksana . Tepatnya di menit 38 Pablo Zabaleta sukses merobek jala QPR  Lewat assist Yaya Toure. QPR mencoba membalas tapi apa daya sampai 45 menit pertama, QPR tak mampu mengimbangi man. City . Babak pertama usai Mancity 1-0 QPR. Dengan hasil ini suporter city beserta pemain dan official nampak percaya diri untuk melanjutkan babak ke 2. Dan saya yakin di hati mereka merasakan bahwa tropy yang di tunggu – tunggu pasti mendarat di etihad stadium. Ya itu adalah  suatu ekspetasi yang wajar.

 15 menit waktu istirahat sudah usai. Para pemain city dengan gagah nya berjalan menuju ke lapangan di barengi dengan gemuruh dukungan ribuan suporternya. Ekspetasi dari jajaran keluarga besar Man. City nampaknya harus melewati kenyataan yang amat sulit di cerna oleh akal sehat.

Priiiiit , tiupan peluit wasit terdengar. Tanda kick of babak ke 2 di mulai. Seperti babak pertama, man. City lah yang mendominasi serangan, sementar QPR hanya mengandalkan parkir bus dan jika ada celah mereka melakukan serangan balik. Strategi dari sang pelatih QPR nampakya manjur, di menit 47 Djibril Cisse sukses mengoyak gawang bintang iklan big cola. Dan ini membuat para suporter dan pemain city galau tapi masi belum tingkat dewa. Gimana tidak galau, wong city harus menang di pertandingan ini. Apa lagi melihat tetangga berisik sedang menang melawan sunderland. Di menit 54 keributan antar pemain terjadi di rumput stadion etihad, Yaitu  barton pemain QPR yang dengan sengaja menyikut carlos tevez. Pemain city tidak terima rekan se timnya di gituin. Al hasil pemain city pun menghampiri wasit dan menyuruh wasit mengeluarkan kartu merah untuk Barton karna aksi nakalnya itu. Barton tidak terima jika dirinya di keluarkan wasit . Karna tidak terima, barton kembali berulah. Kali ini rekan satu negara tevez yaitu sergio aguero yang menjadi korban jotosan barton yang mengarah keperutnya. Suasana semakin memanas. Karna ribuan suporter City tidak terima dengan kejadian ini yang menganggap bahwa ini bagian dari  trik barton untuk mengulur- ulur waktu pertandingan.

Dengan dikeluarkanya Barton, al hasil city unggul jumlah pemain. Dan ini adalah menjadi sebuah momen untuk memengkan pertandingan. Tapi karna asyik menyerang gawang city yang di jaga joe hart kembali jebol lewat sundulan maut mackie. Papan skor city 1- 2 QPR. Melihat situasi ini para suporter dan jajaran official city nampak galau. Dan ini benar benar galau tingkat dewa yang sesungguhnya. Bagaimana mungkin, Man. City yang bermain dikandang sendiri dan menang jumlah pemain tapi hasilnya seperti ini.

Raut wajah suprter city nampak tegang. Ada yang menangis, diam membisu karna keheranan, ada yang marah marah tidak jelas, pokonya berbagai raut ekpresi kekecewaan terpancar bukan hanya dari suporter saja, tapi jajaran offisial pemainya juga. Terlihat pelatih city yang kala itu di arsiteki Mancini sampai marah marah kepada para pemainya. Suasana pertandingan benar benar menengangkan. Pemain city terus terusan menyerang dari berbagai sisi. Shoting shoting terus di coba para pemain city. Tapi sayang sampai menit ke 90 city tak mampu menyamakan kedudukan. Waktu perpanjangan yang di berikan wasit hanya 5 menit. Ya 5 menit yang krusial tentunya. 5 menit yang menentukan apakah city menjadi raja di tahun tersbut atau justru hanya menjadi buntut tetangganya?.

5 menit yang membuat puluhan ribu suporter city terus meneriakan dukungan. “come on city come on city” kata kata tersebut terus dieluhkan. Ya walaupun ada juga yang hanya terdiam pasrah. Takdir city untuk menjadi raja di inggris sedikit  terkuak. Di menit 91 edin dzeko sukses menjebol gawang QPR lewat sundulan dari umpan tendangn sudut. Gool ini semakin membuat perasaan suporter dan offisial City terombang ambing. Mungkin yang ada di perasaan mereka melihat gool edin dzeko tadi apakah gool harapan palsu atau benar benar gool pemulus langkah city menjadi juara? . entahlah.

Sisa pertandingan kurang lebih 3 menit lagi. Semua fans dan official nampak sedang berharap sebuah gool kemenangan di menit akhir nanti tercipta. Harapan fans dan official city terwujud. Tepatnya di menit 93.  Gool kemenangan yang menghantarkan city untuk menjadi juara di premier league pun tercipta, yaitu lewat sepakan sergio kun Aguero  yang sebelumnya sukses mengecoh bek QPR. Dan gool ini membuat puluhan ribu fans city serta jajaran official team bersorak kegirangan. Ketegangan yang 95 menit mereka rasakan akhirnya terjawab juga setelah wasit meniup peluit tanda berakhinya pertandingan. City sukses memengkan pertandingan dengan skor tipis 3-2. Berbagai raut wajah kegembiraan terpancar dari fans serta jajaran pemain dan official city.Dan pada akhirnya city lah yang menjadi raja di premier league . Tentunya dengan melewati sebuah pertandingn yang sangat dramatis , pertndingan gila yang sulit di cerna oleh akal sehat. 

Di sudut lain yaitu di stadion of light tempat berlangsung pertandingan sunderland vs MU, Fans mu dan para pemain nampak keheranan dengan hasil di etihad. Manchaster United pun gagal untuk mempertahankan gelarnya dan hanya bisa finish di urutan ke 2 dengan poin 89 kalah selisih gool dari Manchaster City.

Inilah sepak bola, Ketika peluit tanda berakhirnya pertandingan dari wasit belum di bunyikan, Segala sesuatu masi bisa terjadi. Sebenarnya masi banyak lagi pertandingan dramatis yang lainya, tetapi saya hanya mengambil ke 2 contoh pertandingan di atas saja yang menurut saya adalah pertandinga tergila yang pernah saya saksikan.  

Sekian artikel dari saya, jika ada kesalahan dalam penulisan saya minta maaf dan mohon di koreksi.